Urea Lepas-Lamban dalam Ransum Berbasis Jerami Padi untuk Meningkatkan Efisiensi Sintesis Protein Mikroba Rumen Secara In Vitro

Kardaya, Dede and Wiryawan, K.G and Parakkasi, A and Winugroho, H.M Urea Lepas-Lamban dalam Ransum Berbasis Jerami Padi untuk Meningkatkan Efisiensi Sintesis Protein Mikroba Rumen Secara In Vitro. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. ISSN 0853-7380

[img]
Preview
Text
Urea Lepas-Lamban dalam Ransum Berbasis Jerami Padi untuk.pdf

Download (204kB) | Preview
[img]
Preview
Text
LENGKAP Urea Lepas-Lamban dalam Ransum Berbasis Jerami Padi untuk Meningkatkan Efisiensi Sintesis Protein Mikroba Rumen Secara In Vitro.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Dampak lepas-lamban urea-seng, urea-zeolit, dan urea-seng-zeolit terhadap sintesis dan efisiensi sintesis protein mikroba rumen telah diuji menggunakan teknik in vitro. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai guna urea sebagai sumber nitrogen bukan protein untuk sintesis protein mikroba (SPM). Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok berfaktor 4 x 3 dan satu perlakuan kontrol, dalam dua ulangan. Faktornya terdiri dari beragam jenis urea (urea, urea-seng, urea-zeolit, dan urea-sengzeolit) dan kadar molases (0%, 6%, dan 12%). Perlakuan kontrolnya adalah ransum tanpa urea dan tanpa molases. Ransum yang terdiri dari 45% jerami padi dan 55% konsentrat (berdasar bahan kering) disusun secara iso-nitrogen dan iso-energi (TDN). Respons peubah yang diamati dianalisis dengan GLM ANOVA menggunakan alat bantu piranti lunak SPSS 16.0. Analisis dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (HSD) untuk mengetahui perbedaan antarperlakuan apabila terdapat pengaruh dari perlakuan. Uji kontras orthogonal digunakan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan tanpa urea (TU) dan perlakuan jenis urea (JU). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada waktu inkubasi 24 jam, produksi biomassa mikroba tertinggi (2,71 mg/l) dicapai ketika perlakuan UZ dikombinasikan dengan molases berkadar 6%, dengan dugaan puncak produksi biomassa mikroba tertinggi (3,20 mg/ml) dicapai pada 33,5 jam periode inkubasi. Pada periode inkubasi 24 jam, perlakuan UZ menghasilkan SPM tertinggi (1.381,45 ± 77,1 mg/l) dengan dugaan puncak SPM tertinggi (1.756,04 mg/ml) pada 33,7 jam periode inkubasi. ESPM tertinggi (25,98 ± 1,21 mg/100 mg BOT) dicapai oleh perlakuan kadar molases 6%. Pada periode inkubasi 24 jam, efisiensi penggunaan amoniak (EPN) tertinggi (162,68 ± 7,71 mg protein mikroba/mmol NH3) dicapai oleh UZ jika dikombinasikan dengan molases berkadar 6%.

Item Type: Article
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Pertanian (FAPERTA) > Peternakan
Depositing User: Andri Brawijaya
Date Deposited: 16 Nov 2021 02:43
Last Modified: 16 Nov 2021 02:43
URI: http://repository.unida.ac.id/id/eprint/1272

Actions (login required)

View Item View Item